Kemarin dapat curhatan dari teman A. Biasa, masalah cinta, ada masalah sama pacarnya. Dia uda cinta banget *alay, sayang lah.... Tapi pacarnya, B, tertarik sama orang lain.
A, cantik, cewek soalnya, masak mau ganteng, hheee.... B, biasa aja sih...cowok standar. Si A, baru kali ini sayang banget sama seorang cowok. Dan beruntung, B yang dapet kasih sayangnya. Mereka beda kuliah, namun masih satu kota. B di mata A adalah sosok yang paling pas untuk dia. Begitu juga sebaliknya. Namun B tertarik dengan cewek lain di kampusnya. *poor A...
Namun mereka akhirnya benar-benar putus setelah break hampir 3 bulan. A yang sedikit posesif, sangat kehilangan dan mencoba untuk kembali pada B, namun gagal. Dan akhirnya berkomitmen untuk melupakan B. Namun kelihatannya susah, karena A berhati keras. Hatinya masih kekeuh sayang sama B.
"Everything needs time", bilangku. "Gak akan mungkin hanya dengan mengedipkan mata kamu bisa melupakannya. Semua butuh waktu, usaha keras dan perjuangan. Asal kamu disiplin, pasti bisa."
"Susah...", keluh A
"Emang susah! Siapa yang bilang itu mudah. Ngedipin mata tuh baru gampang! Anggap aja ini tantangan buat kamu. Kalau kamu bisa melewati tantangan ini dengan baik, maka suatu kepuasan dalam diri kamu. Kamu pantas mengatakan pada diri mu bahwa kamu hebat! Dan kamu akan siap menghadapi tantangan lain yang lebih besar dengan lebih percaya diri. Lagi pula, hidup tanpa tantangan kan gak seru!", seru ku.
"Intinya, sekarang buat komitmen, lalu kuatkan hatimu. Jangan biarkan kamu bersedih, karena bukan kamu yang seharusnya bersedih. Tapi dia!", lanjutku.
"Kok??", A tak mengerti.
"Dia harusnya bersedih karena kehilangan orang yang sayang sama dia. Dan yakinlah kamu pasti diberi yang terbaik oleh Tuhan. Makanya, jangan sampai rasa sayangmu ma dia mengalahkan rasa sayangmu kepada Tuhan.", jawab ku.
A menghela nafas....haahhh... "Tolong, ingatkan lah aku selalu..."
"Itulah gunanya teman", aku tersenyum.
---------------another day----------------
A kirim sms padaku. Isinya, ada kegiatan yang mengharuskan dia untuk dekat dengan B. Kebetulan mereka satu gereja, jadi wajar bisa dekat. Dia mulai bimbang lagi. Aku bilang, kuat kan hatimu. Tapi A mengatakan bahwa ibunya B, jadi lebih baik padanya semenjak putus. Entah apa alasannya. Dan itu membuat A semakin bimbang.
Aku belum membalas smsnya. Aku agak bingung memberikan saran. Takut saranku malah menjerumuskan A. Takut B akan marah padaku, karena dianggap mempengaruhi A.
Tapi aku hanya ingin mengatakan bahwa, ini adalah tantangan untuk mu A. Jika kau bisa menghadapi B dan ibunya, maka kau hebat! Kau tau jalan apa yang kau pilih, karena kamu sudah dewasa.
Tak ada alasan bagi B untuk marah padamu maupun aku. Kamu bertindak begini karena akibat dari perbuatan B. Dan kamu berhak mendapat yang terbaik buat dirimu.
Pikirkan apa yang terbaik buatmu dan ikuti kata hatimu.
No comments:
Post a Comment