photo ppcopy-1.png

Wednesday, September 19, 2012

Bokura Ga Ita The Movie Part 1 and Part 2 DvdRip & Blu-Ray

Buat para penggemar Bokura Ga Ita pasti udah nggak sabar buat nunggu perilisan DVD dan Blu-Ray nya. Setelah akhirnya DVD dan Blu-Ray nya dirilis, gak butuh waktu lama, link-nya udah tersedia buat di download!!!  Akhirnya setelah penantian lama!!! \(^o^)/

Kisah di movie-nya bisa dibilang cukup setia dengan versi manga-nya. Hanya ada beberapa bagian yang dimodifikasi, namun itu tidak mengganggu jalannya cerita dan esensi dari manga-nya. Perasaan tertekan yang dialami Yano, masih bisa kita rasakan, bahkan ikut menangis.

Part 1 dibangun dengan suasana yang lebih ceria, karena memang menggambarkan masa SMA dan kisah cinta anak ABG. Sedang Part 2, lebih kelam, karena menggambarkan tekanan yang dialami oleh Yano selepas kepindahannya ke Tokyo, mulai dari kematian ibunya, munculnya lagi orang masa lalu, hingga pergolakan cintanya dengan Nanami.

Well, live action dari sebuah manga ini memuaskan dan mampu membawa kita kembali ingin membaca manga-nya lagi untuk kembali ikut menangis bersama Yano dan Nanami... Love It!

Sunday, September 9, 2012

Smiling at a Stranger

Selama ini entah sudah berapa kali aku tersenyum kepada banyak orang, baik aku kenal maupun tidak. Ya, tersenyum itu ringan, mudah, dan membahagiakan. Aku tidak perlu memperhitungkan berapa pengeluaran yang aku keluarkan untuk tersenyum kepada orang lain. Karena memang tidak ada pengeluaran. Namun dengan tersenyum aku mendapat ketenangan hati. 

Jika kita tersenyum kepada orang yang dikenal, itu sudah biasa, sering dan wajar. Namun kepada orang asing yang tidak kita kenal?

Biasanya jika kita bertemu orang asing, kita hanya mengabaikannya, mengalihkan pandangan. Padahal tersenyum kepada orang asing bisa menjadi obat untuk mengatasi bad mood, perasaan kesal, sedih, kecewa, pokoknya yang bikin bibir monyong cemberut...

Smile at a stranger, bisa mengembalikan mood baik kita, karena kita sedang berbagi kebahagiaan dengan orang lain, sedang membahagiakan orang lain. Cukup sekali tersenyum, saraf-saraf di otak bisa lebih rileks dan aliran darah lebih teratur, pikiran pun jadi lebih jernih.
 
Lebih utama lagi, Smile at a stranger lebih bisa mengembalikan senyum di wajah kita.
 
Apa bedanya dengan senyum dengan orang yang dikenal?
 
Jika kita sedang bad mood, dirundung masalah yang bikin hati panas dan marah, tersenyum dengan orang yang kita kenal akan lebih sulit. Itu karena kita menganggap mereka orang yang tahu, paham dan dekat dengan kita, sehingga kita merasa mereka pasti mengerti bahwa kita sedang marah dan bad mood. Apalagi wajah kita menunjukkan tulisan "Please, let me angry!" atau "Please, I wanna enjoy my mellow time". Jadilah mereka membiarkan kita marah atau bad mood. Jika pun mereka berusaha untuk menghibur kita, yang ada malah kita curhat tentang kekesalan kita.

Berbeda dengan orang asing. Saat kita bertatapan dengan orang asing dan tidak melepas pandangannya, biasanya pasti kita akan saling tersenyum. Sekedar cara untuk saling menghormati dan berbagi keramahan. Jadilah senyuman itu tercipta.

Jika ternyata orang asing itu tidak tersenyum, kita duluanlah yang memulai... Siapa tahu ternyata orang asing tersebut juga sedang mengalami hal yang sama. Jadilah kita membantu orang untuk tersenyum.... Hati pun akan lebih damai...

Just try it!

Find the happiness is simple... just put a smile on your face. :)

Recipe for a Flat Stomach

Artikel menarik dari Leo Babauta tentang Resep untuk memiliki perut rata. Ahahahaa, I need it for sure...

So my goal now is to have a flat stomach. It really should be to get down to an acceptable body fat percentage, but I dont’ have an easy way of measuring that. A flat stomach can be measured in the mirror or by my wife. I don’t need to have defined abs, but just lose some of my stomach fat and get it to be flatter. To me, that will look good, feel good, and be healthier.

I’ve done my research, and by learning what’s working so far for me, here’s the three steps to a flat stomach:


1. Cardio, cardio, cardio. Doing all the abs exercises in the world will do nothing if you have a layer of fat covering it. Doing strength training, or lifting weights, would help, but not as much as aerobic exercise. So my plan is to continue my running, and add in swimming and biking. I plan to do at least 30 minutes of cardio 6 days a week. On some days I’ll do more — 45 minutes, an hour, two hours, even more on long days. I’ll start out short for the bike and swim, like I did with running, until I build up my endurance. A quick note: interval training is also great, and I will add that in after my endurance is better. If you want to add some ab exercises in after the cardio, that’s great, but be sure to work your whole torso, not just the upper abs — that includes the lower abs, lower back and the muscles that wrap around your sides.


2. Less Fat and Sugar. It’s that simple. The American diet is typically filled with fat and sugar, and you’ll never get a flat stomach on that recipe. Cut out meat, if you can, and even better, cut out dairy and eggs. But if you can’t, at least eat lean meats (low-fat turkey, skinless chicken breast, lean beef, fish), and stay away from fried food and too many sugary desserts. That doesn’t mean you have to starve yourself — if you’re eating healthy, you can actually eat a lot — or deprive yourself too much, but only eat the bad stuff in moderation. Vegan diet is the best, especially if it’s balanced, rich in vegetable protein and calcium and minerals, full of fresh fruits and veggies, and high in fiber.


3. Give it Time. If you want to have a flat stomach in 3 weeks, or two months, forget it. Losing fat takes time, and it’s unhealthy to lose too much weight too fast. Aim for 1-2 lbs. a week. Gradual weight loss is healthier, and more likely to be sustained over time. Go for a lifestyle change, something you can live with for the rest of your life, or you will just yo-yo. It’s a marathon, not a sprint.


Some links for flat stomach reading:
Traineo: Achieving a Flat Stomach
Go Ask Alice!: I want a flat stomach!
Four secrets to a flat stomach

September 9th

Good is the enemy of great. -Jim Collins-

Saturday, September 8, 2012

September 8th

My friend said it...
I hate myself when I miss him... I can't help it.
Aku pikir, ada kalanya kita tidak menginginkan suatu perasaan muncul di hati. Seperti marah, kesal atau benci. Itu sangat membuat hati kita capek. Capek dan ingin semuanya segera berakhir. Bertanya-tanya kapan masalah ini selesai.

Padahal yang namanya hidup, pasti penuh tantangan. Tantangan yang terkadang kita sebut masalah atau cobaan. Kayak rasa lapar. Ketika kita membereskan rasa lapar dengan cara makan, masalah selesai. Lalu lapar datang lagi, dan kita makan lagi, begitu seterusnya.

Cobaan pun akan terus datang silih berganti, dan akan semakin tinggi level cobaannya. Namun, Tuhan Yang Maha Adil dan Penyayang tahu kemampuan kita dan takkan memberi masalah yang tak mampu kita atasi.

Ketika kita sudah capek dengan masalah yang membuat perasaan kita campur aduk, tahan langkahmu, pejamkan mata, dan bernafaslah... Hirup udara yang ada, bernafaslah dengan benar, perlahan, dan nikmatilah... Itu akan membuat kita ingat kembali akan rasa syukur kepada Tuhan yang terlupakan.

Bersyukurlah kita masih diberi kesempatan untuk mencoba perasaan yang campur aduk itu. Bersyukurlah kita akan punya cerita yang akan kita ceritakan kepada orang lain jika kita berhasil melewati perasaan campur aduk itu. Orang lain yang memiliki masalah yang sama, sehingga kita bisa membantunya melewati perasaan campur aduk itu. Bersyukurlah karena kita akan naik tingkat ke level yang lebih tinggi dalam hidup. Bersyukurlah karena jika kita bisa melewati perasaan campur aduk itu maka kita akan mendapatkan kepuasaan dan sesuatu yang sangat berharga yang sepadan bahkan lebih. Bersyukurlah Tuhan selalu dekat denganmu.

I hate myself when I miss him... I can't help it.

Bersyukurlah dan tersenyumlah, nikmati perasaanmu itu... Setidaknya itu akan sedikit meringankan dan menenangkan hati. Mengapa bisa? Ketika kita bersyukur, kita menerima perasaan yang ada, menerima masalah yang ada, kita menghadapi kenyataan dan tidak menyangkal. Kita dapat berpikir jernih dan lebih positif.

That's normal if You miss him, because You love him.


 

Friday, September 7, 2012

What did You Expect?

Terus terang, I'm so cancer. Yes, Cancer, a caring, moody, sensitive, home, loyal, friend-oriented, forgive but never forget, and orang yang lebih menggunakan intuisi dan emosi. Emosi di sini bukan emosi marah-marah, tapi lebih mengunakan perasaan. Maklum, cancer adalah orang yang sensitive dan mellow. Cancer sering menggunakan ke-sensitive-an mereka untuk mendeteksi perasaan atau suasana hati orang lain dan mendeteksi karakter orang lain. Jadi, orang Cancer tidak perlu banyak bertanya untuk mengetahui suasana hati orang lain, dan lain-lain. Kadang itu menyenangkan dan memberi keuntungan. Namun, kadang juga itu membuatku mudah men-judge orang lain.

Well, aku selalu berusaha untuk tidak melihat atau men-judge orang lain hanya dengan menggunakan intuisi dan penampilan yang aku tangkap saja, karena terkadang itu membuat pikiranku menjadi sempit. Siapa sih yang tahu dalamnya hati seseorang atau pikiran seseorang? Intuisi ku berkata begini, begitu... Feelingku bilang begini, begitu.... Eh, ternyata orang itu lebih dari apa yang kita pikir atau kurang dari apa yang kita pikir.

Pikiran itu membentuk suatu bentuk yang kita anggap sebagai judgement. Kita men-judge seseorang. Dengan judgement yang telah kita bentuk, maka akan muncul ekspektasi-ekspektasi dari pikiran kita terhadap orang tersebut. Ekspektasi berujung pada apa yang kita harapkan dari orang tersebut terhadap sikap-sikap atau perilaku yang dia lakukan atau ambil. Kalau dia tidak melakukan  sesuai yang kita harapkan, maka kita akan kecewa dan menyalahkan orang tersebut. Menganggap hal yang mereka lakukan itu buruk.

Bingung?

Contohnya begini, misalnya aku punya gebetan, (contohnya...). Berdasarkan analisis ku terhadap dia selama dekat dengan dia adalah dia itu orangnya cool, keren, perhatian, setia kawan, gak banyak bicara, cuek, akrab sama teman-teman, baik dan terutama dia berperilaku sebagai cowok yang sedang pdkt, hehehee.... Ini yang kita sebut judgement. Dari judgement itu ada yang kita anggap buruk dan baik.

Berdasarkan judgement yang aku bentuk, harusnya dia, sebagai orang yang sedang berusaha untuk jadi cowok terdekatku, harus dengan segera ngebales sms-ku, atau bisa jemput atau nganter kita dengan mobil atau motornya segera. Atau harusnya dia rajin sms-in aku tiap hari, buat hanya sekedar nanya kabar. Nah, kita sudah membuat ekspektasi terhadap seseorang.

Ternyata kenyataannya dia lama ngebales sms, ternyata dia suka sedang pergi dengan temannya dan tempatnya jauh jadi tidak bisa jemput atau nganter aku, ternyata dia jarang sms, paling cuma 3 hari sekali, itu pun sekedarnya, ternyata dia gak pernah ngomong sesuatu yang manis sama aku, dan lain-lain. Akhirnya aku jadi kesel sama dia, dalam hati maki-maki, niat pdkt gak sih ni cowok! Ini udah di fase dimana ternyata dia kurang dari yang kita harapkan atau kira. 

Padahal dibalik itu semua, dibalik semua kekecewaan aku karena dia tidak sesuai yang aku harapkan, ada alasan-alasan tertentu yang membentuk dia menjadi 'Diri dia apa adanya'. 

Dia adalah friend-oriented yang lebih suka gabung dengan teman-temannya namun tetap merasa paling nyaman di dekat orang yang dia sayang. Dia adalah orang yang tidak bisa bergombal ria dengan kata-kata rayuan nan manis dan menggoda, namun dia selalu bisa menenangkan hati dengan kata-kata dalam dan tegasnya saat aku butuh dukungan. Dia punya sikap yang hanya ada buat aku. Dia hanya sms 3 hari sekali namun tahu moment-moment terpentingku. Dia adalah orang yang berjiwa bebas dan tidak suka dikekang. Ini fase dimana kita tersadar bahwa dia hanya menjadi dirinya sendiri, dan ketika kita tahu itu, kita malah menemukan sesuatu yang lebih dan tentu sangat menenangkan.

Memang, men-judge sesuatu biasanya terjadi secara otomatis. Namun ingatlah bahwa judgement itu membentuk ekspektasi-ekspektasi. Berusahalah untuk tidak terpatok pada ekspektasi-ekspektasi tersebut, dan nikmati saja pengalaman baru berhadapan dengan karakter-karakter yang berbeda. Nikmati saja proses ketika kita berusaha bekerja sama dengan sesuatu yang di luar ekspektasi kita. It's an adventure!

Pengertianlah, ketika kita menganggap seseorang itu bersalah karena membuat kita kecewa, seseorang tersebut hanya sedang menjadi dirinya sendiri yang ternyata berbeda dari yang kita harapkan. Terimalah diri dia apa ada.

Ingat juga, Apa yang buruk menurut kita belum tentu buruk menurut orang lain. Dan apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut orang lain.

Tuesday, September 4, 2012

I just wanna go ...